Surat Kaleng VS Demo 100 hari

Siapapun nggak akan suka waktu terima surat kaleng. Kenapa? Karena yang namanya surat kaleng, isinya pasti “nggak enak” dibaca. Si pengirim seenaknya saja “ngejeblak” ngomong yang pahit2 di situ. Kenapa dia berani? Karena dia tidak pernah mencantumkan data diri yang jelas alias selalu palsu. Jadi sebetulnya pengirim surat kaleng itu pengecut.

Ngomong2 soal surat kaleng. Hari ini ada “Demo 100 hari Pemerintahan SBY-Boediono” di Negara saya. Demo yang tujuannya mau “menurunkan” pemerintahan Negara ini, karena dianggap “nggak becus” ngurus Negara. Hmm… nggak salah tuh? Baru 100 hari lho! (Situ oke?)

Saya sempat melihat MetroTV dan ada wawancara dengan para aktivis. Salah satunya membeberkan 5 kegagalan Pemerintah, dan salah satu dari kegagalan yang disampaikan adalah gagal menciptakan kesetaraan sosial di Negara ini. Waduh pak!! Gak salah tuh? Kalau tingkat sosial sih, pemimpin Negara manapun gak pernah sanggup menciptakan kesetaraan sosial buat rakyatnya. Moso nggak pernah liat TV sih? Gelandangan dan orang miskin masih berkeliaran sekalipun di Negara-negara maju! (Kan sudah nasib dunia bahwa “orang miskin akan selalu ada padamu”) Atau… jangan-jangan selama ini gak nonton TV? (sewot dot com nih jadinya).

Come on…

Kalau cuma bisanya berkoar-koar nuntut ini, nuntut itu, tanpa kasih solusi dan tahu duduk permasalahan sebenarnya yang dihadapi Negara ini, mbok di rumah saja.

Mending beresin dulu hidup masing-masing kali ya… itu jauh lebih bagus, karena dari pribadi yg “beres”, menciptakan keluarga yang “beres” juga. Dan dari keluarga beres, terciptalah masyarakat yang beres, jadi ujung-ujungnya Negara juga bakalan beresssss!

Kok jadi seperti pengirim surat kaleng ya karakteristik para demonstran itu? Cuma bisa nunjukin kesalahan, tapi gak bisa kasih solusi. Mau gantiin pemerintahan yang sekarang? Hmm… jangan deh! Karena orang yang cuma bisa berkoar-koar tanpa solusi, diragukan kredibilitasnya!

About Inspirations

Hi. I am just an ordinary person who loves to write about life, faith, relationship, and love.
This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a comment