Hidup Itu Kaya Rasa!

Cover FinalJaman masih SD dulu, aku pernah melakukan kesalahan sangat konyol. Yang bahkan sampai sekarang masih suka jadi “bulan-bulanan” kakakku. Waktu itu aku ulangan (ujian atau tes, istilah jaman sekarang) mata pelajaran Bahasa Jawa. Nah, semua titik-titik kosong berhasil kuisi, kecuali satu. Setelah beberapa kali kembali ke nomor yang sama, masih saja otakku ‘blank’. Kosong. Betul-betul lupa, harus mengisikan kata apa untuk kalimat ini: “Uyah rasane…..”. (=Garam rasanya….)

Tiba-tiba dengan keberanian dan kenekatan sempurna, setelah kepepet waktu, aku berpikir, daripada kosong lebih baik kuisi, maka aku pun menuliskan satu kata. “Kecut”! Tentu saja aku menyesal setelah tahu bahwa seharusnya aku menulis “Asin”. (Beberapa menit setelah kertas ulangan dikumpulkan, kesadaranku kembali. Maksudku memoriku kembali normal).

Aku tahu pasti, garam memang rasanya asin, dan bukan asam. Hanya saja, entah kenapa, seperti ada “blank-spot” di dalam kepalaku saat itu. Ditambah dengan kenekatan baja. Terjadilah hal paling memalukan sepanjang hidup di Sekolah Dasar. Mengapa? Karena kertas ulanganku diperiksa oleh kakak kelas, yang adalah teman dari kakakku!

Maka sesampainya berita konyol itu ke telinga kakak, dia pun mengomeliku. “Guoblok kuwe yo! Moso uyah rasane kecut?!! Isin-isini ae!” katanya. Sampai sekarang aku masih ingat kata “Guoblok” yang dengan mantap diucapkannya. Yah.. begitulah, manusia lebih gampang mengingat apa yang menyakitkan, ketimbang yang menyenangkan.

Dan bicara soal rasa, kalau masakan cuma punya beberapa kata yang mendefinisikan ‘rasa’ (tapi hanya beberapa kata pun, aku sempat ‘blank’), seperti: asam, asin, manis, pahit, apalagi? Yah pokoknya hanya beberapa saja. Tetapi tidak dengan kehidupan. Hidup itu kaya rasa!

Ada rasa sedih mendadak. Ada rasa senang. Sebentar happy. Sebentar sad. Kemarin galau. Hari ini sudah ceria. Atau sebaliknya, kemarin gembira ria, eee… hari ini bisa tertimpa rasa ‘nano-nano’. Bingung, resah, gelisah, kecewa, bete, sukacita, damai sejahtera, tenang, aman-sentosa, gonjang-ganjing, ketar-ketir, was-was, takut, kuatir, apalagi? Banyaaaakkk!! Hidup benar-benar kaya akan rasa!

Dengan menyadari kalimat yang barusan kuketik, aku jadi mengerti bahwa ketika manusia BISA MENERIMA apa saja yang singgah dalam masa kehidupannya, dan mensyukuri sebab itu semua seijin TUHAN, maka hidup yang kaya rasa ini SANGAT BISA DINIKMATI dengan baik. Hmm…

Jadi… uyah rasane? Masuk akal kalau aku jawab kecut! (bela diri ah!) Karena seperti kehidupan yang tidak bisa ditebak, yang memberikan sejuta rasa, maka garam pun bisa dirasa asam bagi orang yang dalam kondisi ‘asam’ hatinya. J

Anyway, yang bisa ditulis untuk merangkum semua rasa dalam kehidupan adalah ini:

God is good!
When?
ALL THE TIME! Ya saat senang, ya saat sedih, saat takut, saat berani, saat kuatir, saat tenteram, dan seterusnya!

Di tangan Tuhan yang kubayangkan seperti seorang ‘chef’ ahli, semua rasa dalam kehidupan bisa ‘diolah’ menjadi pengalaman yang bernilai bagi SETIAP manusia yang mengalaminya. Kesimpulanku: hiduplah di dalam Tuhan, bersama Tuhan, selalu.

About Inspirations

Hi. I am just an ordinary person who loves to write about life, faith, relationship, and love.
This entry was posted in Life. Bookmark the permalink.

Leave a comment